Detak jantung menjadi salah satu faktor yang bisa memprediksi risiko penyakit jantung. Perlu diwaspadai adalah ketika detak jantung itu tetap kencang meski dalam keadaan istirahat.
Cara Menghitung Denyut Nadi dan Menjaga Jantung agar Sehat. Photo by Los Muertos Crew from Pexels: https://www.pexels.com/photo/patient-during-a-procedure-in-a-hospital-8460224/ |
Hal itu bisa menandakan jantung kita tetap bekerja keras untuk memompa aliran darah meski tak ada aktivitas fisik yang signifikan.
Denyut nadi menggambarkan frekuensi arteri (pembuluh darah bersih) yang mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung.
Melalui denyut nadi, Anda juga bisa mengetahui detak jantung, irama jantung, hingga kekuatan jantung. Sehingga, memeriksa denyut nadi bisa menjadi tanda apakah jantung bekerja dengan baik atau tidak.
Baca juga: Rekomendasi Makanan untuk Penderita Darah Rendah
Denyut Nadi Normal dalam 60 Detik
Denyut nadi dapat bervariasi antar individu. Jumlahnya dapat lebih rendah saat Anda sedang dalam keadaan istirahat dan dapat meningkat saat Anda sedang olahraga.
Hal ini karena saat olahraga tubuh membutuhkan lebih banyak darah yang membawa oksigen untuk dialirkan ke semua sel-sel dalam tubuh. Inilah denyut nadi normal dalam 60 detik.
- Bayi sampai usia 1 tahun: 100-160 kali per menit.
- Anak usia 1-10 tahun: 70-120 kali per menit.
- Anak usia 11-17 tahun: 60-100 kali per menit.
- Dewasa: 60-100 kali per menit.
- Atlet dengan kondisi yang baik: 40-60 kali per menit.
Umumnya, denyut nadi yang berada di kisaran paling bawah (60 kali per menit misalnya pada orang dewasa) saat keadaan istirahat menunjukkan bahwa jantung bekerja dengan efisien saat memompa darah dan tubuh Anda lebih bugar.
Orang yang aktif memiliki otot jantung yang lebih baik sehingga jantung tidak perlu bekerja keras untuk mempertahankan fungsi tubuh. Sehingga, tak heran jika atlet yang terlatih dengan baik memiliki denyut nadi sekitar 40 kali per menit.
Beberapa hal yang dapat memengaruhi jumlah denyut nadi per menit adalah:
Aktivitas Fisik
Setelah Anda melakukan aktivitas fisik berat biasanya denyut nadi lebih cepat.
Tingkat Kebugaran
Semakin bugar Anda biasanya denyut nadi lebih lambat (berada pada kisaran normal yang paling bawah).
Suhu Udara
Denyut nadi lebih cepat saat suhu udara lebih tinggi (tapi biasanya kenaikannya tidak lebih dari 5-10 kali per menit).
Posisi Tubuh
Berdiri atau tiduran terkadang saat Anda berdiri, selama 15-20 detik pertama denyut nadi akan naik sedikit, kemudian akan kembali lagi ke normal.
Emosi
Adapun perasaan seperti stres, cemas, sangat sedih, atau sangat senang dapat meningkatkan denyut nadi Anda.
Ukuran Tubuh
Orang yang sangat gemuk, biasanya mempunyai denyut nadi yang lebih tinggi (tapi biasanya tidak lebih dari 100 kali per menit).
Baca juga: 8 Tips Cara Mudah Menjaga Kesehatan Terhindar dari Penyakit
Cara Menghitung Denyut Nadi
Denyut nadi bisa diukur pada beberapa titik dalam tubuh, seperti di pergelangan tangan, siku bagian dalam, dan sisi leher bagian bawah.
Di antara semua titik pengukuran, Anda bisa lebih mudah menemukan denyut nadi di pergelangan tangan. Begini cara menghitung denyut nadi, simak yuk!
- Putar pergelangan tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke atas.
- Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati pembuluh darah arteri. Tekan bagian tersebut sampai merasakan denyut nadi. Jika pengukuran dilakukan di siku bagian dalam atau leher, tempatkan kedua jari dan tekan sampai menemukan denyut nadi.
- Hitung denyut nadi selama 60 detik. Atau, Anda bisa menghitung denyut nadi selama 15 detik dan dikalikan 4 kali agar mendapatkan hasil denyut nadi per menit. Anda bisa mengulang pengukuran denyut nadi jika belum yakin dengan hasilnya.
Alasan Mengetahui Denyut Nadi
Denyut nadi menggambarkan detak jantung Anda, berapa kali jantung berdetak per menitnya. Denyut nadi juga dapat menunjukkan irama jantung dan kekuatan detak jantung Anda.
Memantau jumlah denyut nadi Anda saat istirahat, saat berolahraga, atau segera setelah berolahraga dapat menunjukkan tingkat kebugaran Anda.
Memeriksa denyut nadi bahkan dapat membantu Anda menemukan masalah kesehatan yang sedang Anda alami.
Sebagai contoh, denyut nadi yang lebih cepat dapat disebabkan oleh anemia, demam, beberapa jenis dari penyakit jantung, atau pemakaian obat-obatan tertentu, seperti dekongestan.
Sementara itu, denyut nadi yang lebih lambat dapat menunjukkan penyakit atau obat-obatan yang berhubungan dengan penyakit jantung, seperti obat beta-blockers. Dalam keadaan darurat, denyut nadi juga dapat membantu menunjukkan apakah jantung memompa cukup darah.
Cara Sederhana Menjaga Jantung agar Sehat
Menjaga kesehatan jantung dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana, seperti menjalani gaya hidup dan pola makan yang sehat. Begini cara sederhana menjaga jantung agar sehat.
Menghentikan Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner. Tidak hanya perokok sendiri, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok (perokok pasif) juga lebih berisiko mengalami penyakit tersebut.
Hal ini karena zat beracun pada rokok dapat merusak pembuluh darah jantung, sehingga lama kelamaan aliran darah pada jantung menjadi terganggu. Akibatnya, fungsi jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
Melakukan Olahraga Secara Rutin
Aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Sempatkan waktu untuk berolahraga sekitar 20 – 30 menit setiap hari, karena manfaatnya sangat baik untuk kesehatan jantung.
Pilihan olahraga ini bisa berupa jalan kaki, jogging, berenang, atau sekadar naik-turun tangga.
Baca juga: Mengenal Garam Himalaya dan Manfaatnya Bagi Kesehatan, Lebih Sehat dari Garam Biasa?
Mengurangi Konsumsi Lemak Jenuh
Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang menumpuk berpotensi menyumbat pembuluh darah jantung.
Oleh karena itu, batasi konsumsi lemak jenuh. Lemak jenis ini banyak terdapat pada daging merah, kulit ayam, makanan olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu kaya lemak.
Menjaga Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ yang penting, seperti jantung dan otak, dapat berakibat fatal.
Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Menjaga Kadar Gula Darah
Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat membuat Anda terkena diabetes, namun juga membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung.
Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung serta pembuluh darah.
Beberapa upaya untuk mengurangi risiko diabetes adalah mengganti nasi putih dengan nasi merah, dan mengurangi asupan gula. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika usia Anda di atas 45 tahun.
Mendapatkan Istirahat yang Cukup
Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari. Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung.