Penyakit Refluks Gastroesofagus, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Penyakit refluks gastroesofagus alias gastroesophageal reflux disease (GERD) masuk dalam kelompok gangguan pencernaan.

Penyakit refluks Gastroesofagus GERD, kenali gejala dan cara mengatasinya 
Penyakit refluks Gastroesofagus, kenali gejala dan cara mengatasinya. Photo by JESHOOTS.com on Pexels.com

Maka dari itu, dokter yang menangani penyakit ini tidak berbeda dengan dokter yang menangani penyakit pencernaan lainnya. 

Penting untuk mengetahui dokter spesialis yang bisa dikunjungi jika mengalami penyakit tertentu, termasuk penyakit refluks gastroesofagus. 

Namun, risiko untuk mengalami penyakit GERD cenderung lebih tinggi pada orang-orang yang:

  • memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
  • mengalami gangguan jaringan ikat (skleroderma).
  • sedang hamil.
  • merokok aktif.
  • sering minum alkohol.

Baca juga: 7 Cara Ampuh Mengatasi Perut Kembung

Refluks Gastroesofagus Adalah

Penyakit Gastroesophageal reflux disease atau yang singkat GERD adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung berulang dalam jangka panjang. 

Refluks asam lambung merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir naik kembali menuju kerongkongan.

Asam lambung yang naik dapat mengikis dan menyebabkan iritasi pada bagian dalam kerongkongan. 

Akibatnya, timbullah sensasi nyeri ulu hati yang terasa panas seperti terbakar juga pada tenggorokan (heartburn), serta rasa asam pada mulut.

Setiap orang dapat memproduksi asam lambung dalam jumlah yang bervariasi. Akan tetapi, laju produksinya cenderung meningkat setelah makan karena asam diperlukan untuk proses pencernaan. Asam lambung lalu akan menurun lagi dengan segera.

Meski begitu, kenaikan asam lambung juga dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan jika terjadi sering atau berulang-ulang. Inilah yang dimaksud dengan penyakit refluks gastroesofagus alias GERD.

Refluks kenaikan asam lambung dapat digolongkan sebagai GERD ringan jika terjadi sekitar 2 – 3 kali dalam seminggu. Kondisi sudah termasuk berat jika asam lambung naik hingga minimal seminggu sekali.

Penyebab Gastroesofagus (GERD)

Tidak ada penyebab tunggal Penyakit Refluks Gastroesofageal yang teridentifikasi. Penyakit Refluks Gastroesofageal biasanya terjadi apabila katup otot antara perut dan esofagus, yang dikenal sebagai otot lingkar esofagus bagian bawah, menjadi lemah atau rusak. Inilah yang menyebabkan asam perut mengalir kembali ke dalam esofagus.

Terdapat berbagai faktor risiko penyebab GERD, diantaranya adalah:

  • Penyakit tertentu (zollinger-ellison syndrome, scleroderma).
  • Peningkatan produksi gastrin, suatu hormon yang mengatur pelepasan asam perut.
  • Obesitas
  • Kehamilan
  • Merokok
  • Penggunaan obat tertentu

Gejala Gastroesofagus (GERD)

Gejala Penyakit GERD yang paling umum adalah rasa seakan dada terbakar yang menyebar dari perut ke tenggorokan. Kemungkinan gejala Penyakit Refluks Gastroesofageal lainnya mencakup:

  • Rasa pahit di mulut (regurgitasi asam).
  • Perut kembung.
  • Bersendawa.
  • Merasa seakan ada benjolan di tenggorokan.
  • Suara parau.
  • Sakit dan sulit menelan.
  • Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada.
  • Batuk yang tidak kunjung sembuh
  • Tenggorokan perih yang terus berlanjut.

Baca juga: Mengenal Sindrom Iritasi Usus Besar dan Bahayanya

Cara Mengatasi Gastroesofagus (GERD)

Langkah pertama yang biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit GERD yakni konsumsi obat. 

Jika pemakaian obat tidak memberikan hasil, dokter biasanya akan menyarankan prosedur tertentu untuk mengatasi masalah langsung pada lambung.

Beginilah cara mengatasi Gastroesofagus yang bisa Anda lakukan.

Konsumsi Obat-obatan Tanpa Resep

Sebagian besar obat GERD bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung. Selain itu, ada beberapa jenis pilihan obat-obatan yang dijual bebas (OTC) lainnya untuk mengobati GERD.

Antasida ,obat ini berguna untuk menetralisasi asam yang ada dalam lambung dengan bantuan bahan kimia alkali. Sifat basa dari obat antasida akan meningkatkan pH lambung dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada lambung akibat paparan asam.

Namun, konsumsi obat antasida saja tidak cukup untuk memulihkan kerongkongan yang meradang akibat asam lambung. 

Anda juga tidak boleh mengonsumsinya terlalu sering karena bisa menimbulkan efek samping berupa diare, sembelit, serta gangguan ginjal.

Konsumsi Obat-obatan dengan Resep

Obat-obatan tanpa resep terkadang hanya meredakan gejala, tetapi tidak mencegah kambuhnya GERD. Pada kasus seperti ini, Anda mungkin membutuhkan obat dengan resep yang efeknya lebih kuat.

Obat H-2 receptor blocker dengan resep, jenis obat-obatan ini meliputi famotidine, nizatidine, dan ranitidine yang hanya bisa diperoleh melalui resep dokter. Obat-obatan ini umumnya boleh digunakan selama jangka waktu tertentu dengan pemantauan dokter.

Kendati ampuh, obat H-2 receptor blocker dengan resep tidak boleh menjadi andalan untuk pengobatan jangka panjang. 

Pasalnya, penggunaan obat dalam jangka panjang berisiko mengakibatkan kekurangan vitamin B12 dan patah tulang.

Tindakan Operasi

Operasi merupakan cara lain yang bisa ditempuh jika gejala GERD tidak kunjung membaik walaupun Anda sudah meminum obat-obatan. Di bawah ini jenis operasi yang biasanya dilakukan untuk mengobati GERD.

Fundoplication

Fundoplication dilakukan dengan mengikat bagian atas lambung atau bagian bawah sfingter kardia. Tujuannya untuk mengencangkan otot pada katup kerongkongan agar bisa kembali mencegah naiknya asam lambung.

Tindakan ini menggunakan alat yang disebut laparoskop. Alat ini dilengkapi kamera kecil pada ujungnya yang membantu dokter melihat kondisi organ pencernaan Anda dari dalam. Saat menjalani operasi GERD, pasien akan dibius untuk mengurangi rasa sakit.

Pemulihan setelah tindakan operasi ini umumnya cukup cepat, yaitu sekitar 1 – 3 hari hingga pasien diizinkan pulang. 

Namun, pasien baru boleh beraktivitas normal setelah 2 – 3 minggu pascaoperasi atau jika dokter telah mengizinkan.

Endoskopi

Selain berfungsi sebagai pemeriksaan penunjang, endoskopi juga membantu dokter mengobati GERD. Dokter akan memasukkan alat khusus bersama endoskop.

Alat ini dapat membuat luka bakar kecil yang akan membantu memperkuat otot-otot sfingter.

LINX

Prosedur ini melibatkan pemasangan cincin yang dililitkan pada perbatasan organ lambung dan kerongkongan.

Selanjutnya, akan muncul daya tarik magnetis yang cukup kuat pada cincin tersebut untuk memperkuat kerja katup kerongkongan agar tetap tertutup.

Baca juga: Fungsi Lambung Sebagai Organ Tubuh Manusia

Terapi Mengatasi GERD

Terdapat beberapa opsi terapi berbeda yang tersedia untuk penyakit refluks gastroesofageal, yang bergantung pada tingkat keparahan kondisinya. 

Dokter akan mengevaluasi kondisi Anda dan menyarankan terapi yang paling sesuai bagi Anda.Perubahan gaya hidup untuk terapi gejala penyakit refluks gastroesofageal ringan, dan ini mencakup:

  • Menghindari makan terlambat.
  • Menghindari makanan yang menginduksi refluks asam Anda.
  • Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil.
  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Berhenti merokok.
  • Meninggikan bagian kepala pada pada saat tidur
  • Mengenakan pakaian yang nyaman untuk menghindari tekanan pada perut.
  • Obat resep untuk gejala sedang hingga parah, jika perubahan gaya hidup gagal mengurangi gejala.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama