Manajemen Risiko: Pengertian, Tujuan Serta Contohnya

Manajemen risiko berperang penting untuk menghindari risiko yang terjadi dalam sebuah perusahaan.

Manajemen risiko: pengertian, tujuan serta contohnya 
Manajemen risiko: pengertian, tujuan serta contohnya. Photo by Startup Stock Photos on Pexels.com

Risiko diartikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan dari suatu tindakan. Risiko menjadi kata yang tidak asing di telinga dan memiliki konotasi negatif.

Adapun beberapa contoh, jika kita mempunyai sebuah bisnis, namun karyawan-karyawan tidak jujur dan suka mencuri, maka ada risiko bisnis akan rugi (kejadian yang tidak menyenangkan).

Dalam sebuah perusahaan yang tentu terdapat aktivitas bisnis, sebuah risiko harus dikelola dengan sebaik mungkin, terlebih di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini. 

Karena risiko bisa muncul kapan saja dan beragam. Dibutuhkan suatu metode atau cara untuk mengantisipasinya.

Baca juga: Mengenal Kebijakan Moneter Mulai dari Instrumen, Tujuan, dan Contoh

Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata untuk meminimalkan bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan.

Di dalamnya ada kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan dan evaluasi terhadap hal-hal negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha.

Bisa dibilang juga jenis manajemen ini adalah satu metode untuk mencegah perusahaan mengalami masalah. 

Seperti kolaps, kerugian yang besar, gulung tikar, dijauhi klien dan semacamnya. Tentu strategi sistematis ini perlu dijalankan terutama untuk pebisnis pemula.

Pengertian Manajemen Risiko Menurut Ahli

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini terjadi karena kurangnya informasi mengenai yang akan terjadi. 

Sesuatu yang tidak pasti dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Berikut ini pengertian manajemen risiko menurut ahli, diantaranya adalah:

Fahmi (2010)

Menurut Fahmi pengertian manajemen risiko adalah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang tindakan-tindakan organisasi dalam mengatasi masalah berbasis manajemen yang sistematis dan menyeluruh.

Djojo Soedarso (2003)

Djojo Soedarso memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya manajemen risiko adalah penerapan fungsi manajemen secara umum untuk memetakan masalah dan solusinya yang terjadi di dalam sebuah organisasi perusahaan maupun keluarga dan masyarakat.

Tampubulon (2004)

Sedangkan menurut Tampubulon manajemen risiko adalah satu proses yang dilakukan untuk mengakomodasi segala kemungkinan buruk dari sebuah transaksi bisnis.

Darmawi (2014)

Menurut Darmawi, manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

Bramantyo (2008)

Bramantyo berpendapat bahwa manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko.

Siagian dan Sekarsari (2001)

Pengertian Manajemen risiko Menurut Siagian dan Sekarsari adalah pengelolaan risiko luas tidak hanya terfokus pada pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi.

Noshworthy (2000)

Manajemen risiko Menurut Noshworthy adalah Implementation of measures aimed at reducin the like lihood of those threats occuring and minimissing any damage if they do. Risk analysis and risk control form the basis of risk management where risk control is the application of suitable controls to gain a balance between security, usability and cost.

Yang artinya: Implementasi langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan ancaman tersebut terjadi dan meminimalkan kerusakan jika memang terjadi. Analisis risiko dan pengendalian risiko membentuk dasar dari manajemen risiko di mana pengendalian risiko adalah penerapan kontrol yang sesuai untuk mencapai keseimbangan antara keamanan, kegunaan, dan biaya.

Baca juga: Deflasi Adalah: Pengertian, Dampak Buruk, dan Cara Mengatasi

Tujuan Manajemen Risiko

Manajemen Risiko dijalankan semata untuk tujuan-tujuan tertentu. Luar biasanya tujuan-tujuan ini berpotensi merusak perusahaan jika tidak segera dicapai.

Setelah membahas pengertian manajemen risiko, kali ini kita akan membahas beberapa alasan proses manajemen risiko perusahaan perlu dilakukan. Adapun tujuan manajemen risiko, diantaranya adalah:

1. Melacak Sumber-Sumber Risiko

Poin pertama tujuan manajemen risiko adalah guna melakukan mitigasi atau pelacakan sumber-sumber yang berpotensi mengancam produktivitas dan keamanan bisnis.

Proses pelacakan ini dapat dilakukan dengan riset dan analisa prosedural dari setiap aktivitas perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pengelolaan aset.

2. Menyediakan Informasi Risiko Bagi Perusahaan

Tujuan manajemen risiko yang berikutnya adalah menyediakan informasi tentang sumber-sumber potensi risiko di perusahaan.

Setelah melakukan analisa, seorang manajer risiko perlu menyusun laporan risiko berdasarkan data dari proses mitigasi.

3. Minimalisasi Kerugian Akibat Terjadinya Risiko

Setelah risiko ditemukan dan dianalisa, maka pihak-pihak yang terkait dengan risiko perlu melakukan upaya agar risiko tidak sampai terjadi dan mengancam keberlangsungan bisnis.

Dalam hal ini, manajer risiko bisa membantu para pihak terlibat menemukan solusi penanganan risiko, seperti melenyapkan potensi, meminimalisasi, atau mentransfer risiko ke pihak lain.

4. Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder

Tujuan manajemen risiko perusahaan adalah agar stakeholder merasa aman dan percaya dengan integritas bisnis. Stakeholder di sini bukan sebatas investor saja, tapi juga pekerja, supplier, asuransi, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan.

5. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan

Terakhir, tujuan manajemen risiko adalah agar perusahaan bisa berkembang dengan stabil sesuai target bisnisnya.

Dengan adanya proses manajemen risiko, perusahaan bisa melakukan penanganan lebih cepat terhadap sumber-sumber yang mengancam pertumbuhan usaha.

Contoh Manajemen Risiko

Manajemen risiko dibagi menjadi beberapa jenis yaitu risiko murni (pure risk) dan risiko spekulasi (speculative risk)

Jenis risiko ini berhubungan dengan ketidakpastian (uncertainty), berikut penjelasannya dari contoh manajemen risiko, yuk simak!

Risiko Murni (pure risk)

Risiko murni adalah ketidakpastian yang terjadi karena suatu kerugian. Hanya ada satu peluang merugi dan tidak ada peluang keuntungan. 

Risiko ini menimbulkan kerugian apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugian dan keuntungan. Jenis risiko ini terjadi karena rugi atau break event. 

Contoh risiko yaitu kecelakaan, kebakaran, dan pencurian.

Risiko Spekulasi (speculative risk)

Risiko ini berdampak pada 2 kemungkinan yaitu peluang mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan. 

Contoh risiko spekulasi yaitu investasi saham, mengikuti undian, dan lainnya.

Apakah artikel ini bermanfaat? Silahkan dibagikan.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama