Ketahui hubungan suami istri yang baik dan benar menurut Islam ,lengkap dengan doa dan adabnya. Dari kesempurnaannya, Islam telah mengatur semua aktivitas manusia.
Mulai dari membuka mata di pagi hari, hingga menutup mata di malam hari untuk beristirahat.
Bahkan hingga masuk ke masalah personal seperti hubungan suami istri. Seperti yang Anda ketahui hubungan suami istri hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tetapi juga menjadi pahala bahkan membuahkan manfaat bagi kesehatan.
Menurut peneliti bahwa hubungan seksual yang baik adalah setiap empat malam sekali. Selain itu, hal yang sering menjadi pertanyaan pasangan suami istri adalah bagaimana posisi hubungan suami istri dalam Islam.
Sebab, ada banyak posisi yang bisa digunakan saat berhubungan suami istri namun memberi keraguan apakah hal tersebut dibenarkan dalam Islam.
Hubungan Suami Istri yang Baik Menurut Islam
Agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan yang mulia, termasuk cara hubungan suami istri yang baik dan benar menurut Islam.
Termasuk memberikan pengetahuan etika dan adab yang baik untuk mengatur semua lini kehidupan umat manusia.
Tak terkecuali juga mengatur cara, etika dan adab ketika berhubungan intim antara suami dan istri atau hubungan suami istri. Begini cara hubungan suami istri menurut Islam.
Baca juga: Pengertian Taaruf dalam Islam dan Tata Caranya
1. Dianjurkan untuk Bersuci
Sebelum berhubungan intim, sangat dianjurkan dalam keadaan bersuci. Bersuci dalam hal ini, seperti berhias diri, dalam keadaan bersih dan wangi. Hal ini juga dilakukan oleh istri Rasulullah SAW sebelum berhubungan intim.
Sebagaimana dikutip dari hadis riwayat Abu Daud dan Ahmad, dari Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
2. Dilarang Menolak Ajakan Suami
Ketika suami mengajak istri berhubungan intim hendaknya istri tak menolak. Dalam hal ini, Rasulullah SAW melarang perbuatan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda :
“Jika suami mengajak tidur istrinya, lalu sang istri menolak, yang menyebabkan sang suami marah kepadanya, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi tiba.” (HR Bukhari dan Muslim).
Meski demikian, bukan serta merta suami dapat memaksakan kehendak. Suami juga hendaknya harus memperhatikan kondisi kesehatan isteri. Jangan sampai memaksakan kehendak jika kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan badan.
Terlebih, ada saat dimana wanita dalam keadaan masa menstruasi, dan hal ini pun dilarang.
3. Dianjurkan Berdoa Sebelum Berhubungan
Adab yang tak boleh ditinggalkan adalah berdoa sebelum berhubungan intim. Hal ini sebagaimana hadis riwayat Abdullah bin Abbas dituturkan, Rasulullah SAW bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian hendak mencampuri istrinya, maka hendaknya membaca doa”. Begini doa berhubungan suami istri.
بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Bacaan latin:
Bismillāh, Allāhumma jannibnā asy-syaithāna wa jannib asy-syaithāna mā razaqtanā.
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari setan. Dan jauhkan setan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami (anak keturunan).”
Berhubungan intim bukan saja serta merta bertujuan menyalurkan nafsu. Sebagai fitrah, berhubungan intim adalah cara umat manusia melanjutkan peradaban. Maksud dalam hal tersebut adalah menghasilkan keturunan yang baik.
Oleh karena itu, ketika berhubungan intim tak sembarang dilakukan karena nafsu semata. Seorang hamba suami istri juga dianjurkan memanjatkan doa sebelum dan sesudah berhubungan intim agar keturunan kelak diberi perlindungan dari syaitan.
Doa bersetubuh ketika mengeluarkan mani
Ketika mengeluarkan ari mani juga harus berdoa agar air mani yang dikeluarkan bisa memberikan keturunan yang baik.
Adapun doa ketika mengeluarkan air mani yaitu:
اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً
“Allahummaj’alnuthfatna dzurriyyatan thayyibah”.
Artinya: “Ya Allah, semoga sperma yang kami keluarkan bisa menghasilkan keturunan yang baik,”
Doa bersetubuh setelah selesai berhubungan intim
Setelah selesai berhubungan intim, suami dan istri juga mengucapkan hamdalah.
Seperti kegiatan umum lainnya, hamdalah dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberi kenikmatan.
Berikut bacaan doa setelah berhubungan intim suami istri
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا
"Alhamdu lillaahi Lladzii Khalaqa Minal Maa I Basyaraa"
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).”
Dengan
memanjatkan doa-doa ini, semoga anak yang lahir dari buah percintaan
bisa menjadi anak yang soleh dan takwa kepada Allah SWT.
4. Lemah Lembut dan Romantis
Islam menganjurkan agar suami istri berhubungan dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan istrinya dengan lemah lembut, tidak tergesa-gesa, dan memberikan perhatian pada kenyamanan istri.
Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian menggauli istrinya sebagaimana binatang, hendaklah di antara kalian mengirimkan perantara."
Sahabat bertanya, “Apakah perantara itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ciuman dan kata-kata lembut.” (HR. Ad-Dailami)
Ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan pentingnya foreplay dan komunikasi yang lembut dalam hubungan suami istri.
Baca juga: Bacaan Doa Iftitah Latin dan Artinya, Sesuai Sunnah
5. Tidak Memaksakan Kehendak
Dalam hubungan suami istri, Islam menekankan bahwa suami atau istri tidak boleh memaksakan kehendak. Hubungan seksual seharusnya terjadi dengan saling pengertian dan kerelaan. Rasulullah SAW menganjurkan suami untuk memahami kondisi istrinya dan sebaliknya.
Jika salah satu pasangan sedang tidak dalam kondisi yang baik atau tidak nyaman, hendaknya mereka menghormati perasaan tersebut. Hal ini penting agar hubungan tetap harmonis dan jauh dari kekerasan atau paksaan.
6. Memperhatikan Kebersihan
Islam sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian, termasuk dalam hal berhubungan suami istri. Sebelum dan sesudah berhubungan badan, dianjurkan untuk menjaga kebersihan tubuh. Setelah berhubungan, diwajibkan untuk mandi junub (mandi besar) agar kembali dalam keadaan suci dan bisa menjalankan ibadah.
Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berwudhu jika ingin berhubungan suami istri untuk kedua kalinya dalam satu waktu. Ini dijelaskan dalam hadis:"Jika salah seorang dari kalian menggauli istrinya, lalu ingin mengulanginya, hendaklah ia berwudhu." (HR. Muslim)
7. Saling Memuaskan Pasangan
Suami dan istri dianjurkan untuk saling memuaskan satu sama lain dalam hubungan intim. Tidak hanya suami, istri juga memiliki hak untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan. Rasulullah SAW menekankan pentingnya kepuasan kedua belah pihak dalam hubungan seksual sebagai bagian dari membangun kedekatan emosional dan fisik.
Rasulullah SAW berkata:
“Dan di antara hak istri atas suami adalah agar suami tidak menjatuhkannya (ke dalam hubungan yang tidak menyenangkan), dan mencampurinya ketika ia dalam keadaan keinginan.” (HR. Abu Ya'la)
8. Waktu dan Tempat yang Tepat
Islam membolehkan berhubungan suami istri kapan saja, kecuali pada waktu-waktu tertentu yang dilarang, seperti saat istri sedang menstruasi atau nifas (setelah melahirkan). Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Itu adalah sesuatu yang kotor. Karena itu, jauhilah wanita di waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 222)
Tempat juga penting diperhatikan. Hubungan suami istri hendaknya dilakukan di tempat yang privat dan tertutup, sehingga tidak ada gangguan atau kemungkinan terlihat oleh orang lain.
9. Tidak Melakukan Hal yang Diharamkan
Islam memiliki batasan dalam hubungan seksual. Hal-hal yang diharamkan dalam hubungan suami istri termasuk:Hubungan saat menstruasi dan nifas: Seperti dijelaskan di atas, berhubungan saat istri sedang haid atau nifas dilarang.
Hubungan anal: Hubungan melalui anus juga dilarang keras dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:
"Allah tidak akan melihat kepada seorang laki-laki yang mendatangi istrinya dari anusnya." (HR. An-Nasa’i)
Hubungan di tempat yang tidak wajar: Selain hubungan anal, segala bentuk hubungan yang merusak atau menyakiti salah satu pasangan dilarang.
Baca juga: Bacaan Arab dan Latin Doa untuk Kedua Orang Tua serta Terjemahannya
10. Membangun Kedekatan Emosional
Islam memandang hubungan suami istri sebagai cara untuk memperkuat kedekatan emosional dan ikatan pernikahan. Oleh karena itu, berhubungan badan bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga untuk menumbuhkan cinta, kasih sayang, dan keintiman antara suami dan istri.
Setelah berhubungan, suami istri dianjurkan untuk tetap berkomunikasi dengan baik, saling memuji, dan menunjukkan kasih sayang satu sama lain. Hal ini membantu menjaga kehangatan dan keharmonisan rumah tangga.
11. Bertujuan Mendapatkan Keturunan
Selain untuk menyalurkan kebutuhan biologis, salah satu tujuan hubungan suami istri dalam Islam adalah untuk mendapatkan keturunan yang saleh. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebutkan:"Dan Allah menjadikan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istrimu itu anak-anak dan cucu-cucu..." (QS. An-Nahl: 72)
Dengan niat yang baik, hubungan suami istri juga diharapkan dapat membawa keberkahan dalam kehidupan keluarga.
12. Dilarang Lewat Dubur
Dalam syariat, bercinta juga harus dilakukan secara baik dan benar. Rasulullah SWT melarang menyetubuhi bukan pada tempatnya (Farji) bukan yang lain (dubur/anal).
Hal ini sebagaimana dikutip dari hadis riwayat Tirmidzi dan Nasa’i.
Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak akan melihat orang yang menyetubuhi seorang laki-laki atau isterinya pada bagian dubur.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i).
13. Dilarang Menyebarkan Rahasia Ranjang
Dalam syariat Islam, berhubungan intim merupakan aib yang hanya disimpan untuk pribadi masing-masing.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya diantara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang mendatangi istrinya dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian ia menyebarkan rahasianya.”” (HR. Muslim dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu ‘anhu)
14. Diperboleh dengan Bermacam Gaya
Rupanya tidak ada larangan melakukan berbagai gaya bercinta. Selama hal itu dilakukan semestinya dan pada tempatnya dan baik dilakukan. Hal ini boleh dilakukan agar pasangan suami istri tak merasa jenuh dan menikmati bercinta.
Sebagaimana hal ini juga dijelaskan dalam Al Quran dalam Surat Al Baqarah: 223.
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”