Deflasi Adalah: Pengertian, Dampak Buruk, dan Cara Mengatasi

Tingkat deflasi akan berpengaruh besar pada kondisi ekonomi negara. Pengaruhnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Deflasi bisa disebut sebagai mimpi buruk.

Deflasi adalah: pengertian, dampak buruk, dan cara mengatasi 
Deflasi adalah: pengertian, dampak buruk, dan cara mengatasi. Photo by Pavel Danilyuk on Pexels.com

Secara sederhana, deflasi adalah kondisi harga yang mengalami penurunan secara berkelanjutan dalam suatu periode.

Mungkin Anda mengira deflasi berarti segala barang yang dijual akan menjadi murah dan hidup lebih nyaman. Namun tidak demikian. Kondisi tersebut justru akan menimbulkan kekacauan.

Secara sederhana, arti deflasi adalah ketika terjadi penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kebalikan dari deflasi adalah inflasi.

Pengertian Deflasi Adalah

Pengertian deflasi adalah berkurangnya harga barang besar-besaran dan berkelanjutan. 

Penurunan harga barang terjadi bersamaan. Akibatnya, kinerja keuangan negara terdampak.

Deflasi juga berarti peredaran uang terlalu sedikit. Sehingga tingkat konsumsi menurun. 

Saat mula masa deflasi, masyarakat relatif ingin membeli banyak barang karena harganya turun drastis.

Namun seiring berjalannya waktu, aktivitas jual beli bisa melesu. Perusahaan sebagai produsen menjadi tertekan karena mereka rugi.

Perusahaan harus terus fokus ke manajemen anggaran supaya kinerjanya tetap efektif. Mereka terpaksa memproduksi barang dengan kualitas rendah dan harga miring demi keberlangsungan mereka. 

Saat inflasi terjadi, harga naik secara bersamaan. Jumlah uang yang beredar saat inflasi terlalu banyak, berbeda dengan deflasi.

Baca juga: Pengertian Bank, Fungsi, Jenis, dan Kegiatan Usaha

Contoh inflasi di Indonesia adalah krisis moneter 1998. Sementara itu contoh deflasi di Indonesia terjadi di daerah, yakni pada September 2019. 

Deflasi tertinggi tercatat di Sibolga, Sumatera Utara dengan angka 0,94 persen.

Dampak lainnya akibat deflasi adalah investor menarik uangnya. Mereka takut turut rugi apabila tidak menarik modalnya. 

Biasanya mereka menunggu deflasi berkurang lalu melakukan aktivitas transaksi saham kembali. Lesunya peminat saham membuat harga saham turun. Jika dibiarkan, kegiatan perekonomian di negara tersebut dapat terhenti.

Apa Penyebab Deflasi?

Apabila deflasi semakin parah, tak jarang produsen atau penyedia jasa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mengurangi beban. 

Semakin tinggi deflasi, semakin tinggi pula potensi PHK tenaga kerja.

Itu sebabnya, deflasi adalah seringkali dikaitkan dengan kondisi resesi. Deflasi seringkali terjadi saat kondisi perekonomian melesu. 

Roda perekonomian yang melambat terjadi karena permintaan atas konsumsi dan investasi yang anjlok. Berikut ini penyebab deflasi diantaranya adalah:

Memproduksi Barang yang Sama Terlalu Banyak

Perusahaan yang berbeda membuat barang yang sama akibat persaingan dengan perusahaan lain. Hal ini wajar terjadi dalam persaingan bisnis.

Misalnya, mereka melihat minat masyarakat terhadap suatu barang tengah tinggi. 

Lalu mereka berlomba-lomba memproduksi atau mengimpor barang tersebut. Persaingan juga dilakukan dengan memotong harga agar lebih murah.

Biaya produksi terus ditekan, misalnya dengan mengurangi karyawan. Namun permintaan tidak kunjung naik karena masyarakat sudah telanjur jenuh.

Kompetitornya juga akan bersaing dalam upaya menjual produk untuk mengimbangi minat masyarakat. Padahal minat masyarakat hanya bersifat sementara saja.

Akhirnya persediaan barang menumpuk, sementara permintaan terus menurun. Perusahaan lalu merugi dan terpaksa menjual produk dengan harga terlalu murah daripada ongkos produksi.

Baca juga: Pengertian Bank Syariah, Prinsip dan Fungsi, serta Perbedaan dengan Konvensional

Menurunnya Permintaan Produksi

Dengan banyaknya jumlah produk di pasaran, pengusaha akan mengurangi produksi barang. 

Hal ini akan memengaruhi perekonomian. Perusahaan tentu membutuhkan perusahaan supplier lainnya. Demi memenuhi aktivitas produksinya. Setiap perusahaan saling membutuhkan.

Berhentinya aktivitas produksi berdampak pada satu perusahaan supplier ke perusahaan lain. 

Hal ini dapat terjadi karena salah perkiraan keinginan konsumen yang meningkat sesaat. Akhirnya produksi terhenti karena persediaan masih banyak.

Perusahaan berupaya menjual produksinya daripada membuat produksi baru. Akibatnya deflasi terjadi. Perusahaan memutuskan gulung tikar karena terus merugi.

Peredaran Uang Berkurang

Hal ini memang tidak terjadi secara kasat mata dirasakan masyarakat. Apalagi bagi mereka yang masih awam dengan istilah-istilah ekonomi. Padahal uang yang mereka belanjakan berpengaruh kepada perekonomian bangsa.

Kasus ini dapat terjadi jika masyarakat sadar untuk menabung. Mereka lalu enggan membelanjakan uangnya. Akibatnya, tidak ada kegiatan transaksi oleh negara.

Sekalipun ada, jumlahnya sedikit. Hal ini mengakibatkan peredaran uang di masyarakat lebih sedikit daripada di bank. Namun bagi masyarakat, hal ini justru positif. 

Artinya mereka tidak lagi bersikap konsumtif. Uang hasil menabung itu digunakan untuk masa depan.

Namun menurunnya peredaran uang di masyarakat membuat deflasi terjadi. Banyak pengusaha yang merugi karena masyarakat tidak membelanjakan uangnya untuk membeli produk mereka. 

Pemilik usaha berupaya menurunkan harga. Namun hal ini belum tentu menolong pemasukannya.

Terjadinya Surplus APBN

Surplus terjadi ketika pengeluaran dan pendapatan menjadi berlebih atau positif. Surplus APBN harus ditahan dan tidak dibelanjakan dalam periode cukup lama.

Jika APBN harus dikeluarkan, tujuannya hanya untuk membayar utang kepada bank. Namun bank juga akan menahan uang dan tidak kunjung meminjamkannya ke masyarakat.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Inflasi dan Deflasi

Apa Dampak Buruk Deflasi?

Deflasi yang terus menurus atau angka deflasi yang tinggi bisa berdampak buruk pada perekonomian. Deflasi yang berlebihan bisa memicu meningkatnya angka PHK yang secara langsung membuat pengangguran meningkat.

Deflasi ikut berpengaruh pada menurunnya upah minimum. Di Indonesia sendiri, salah satu komponen upah minimum adalah angka inflasi. 

Jika yang terjadi adalah deflasi yang merupakan kebalikan dari inflasi, maka upah minimum yang ditetapkan bisa lebih rendah.

Deflasi adalah juga bisa mendorong lebih banyak kredit macet di perbankan dan lembaga keuangan. Hal ini diakibatkan karena banyak produsen atau penyedia jasa yang jadi debitur tengah dalam kondisi sulit karena angka penjualannya mengalami penurunan.

Deflasi juga berefek domino pada pendapatan negara yakni pajak. Dengan meruginya produsen barang dan penyedia jasa, otomatis membuat mereka tak bisa membayar pajak sebagaimana saat kondisi normal.

Cara Mengatasi Deflasi

Setelah mengetahui pengertian deflasi dan juga apa dampak deflasi, ketahui juga bagaimana cara mengatasi deflasi. Saat deflasi terjadi, pemerintah dan bank sentral harus berupaya menekannya.

Mereka akan berusaha memperbaiki siklus peredaran uang, sebelum rugi berkepanjangan. Ada dua jenis kebijakan oleh pemerintah dan bank sentral. Berikut penjelasannya.

Kebijakan Moneter

Kebijakan ini dilakukan dengan bank sentral memerintahkan semua bank mengurangi suku bunga. Semakin kecil suku bunga, masyarakat akan berpikir ulang untuk menabung.

Mereka akhirnya menarik uangnya karena berpikir menabung tidak menguntungkan. Uang yang ditarik tersebut akan dibelanjakan daripada dibiarkan mengendap di bank.

Kebijakan Non-Moneter

Kebijakan ini dianggap lebih ampuh. Dalam hal ini perlu kerja sama antara bank sentral dengan pemerintah. Ada beberapa hal yang dapat diupayakan, berikut penjelasannya.

  • Meminimalkan Suku Bunga Pinjaman Usaha
    • Beban perusahaan dapat berkurang karena pengeluaran mereka untuk membayar suku bunga tidak terlalu banyak.
  • Mengurangi Pajak
    • Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat memutar kembali uang yang harusnya dianggarkan untuk pajak. Dengan begitu, kegiatan jual beli masyarakat dapat terselamatkan.
  • Menaikkan Upah
    • Dengan menaikkan upah, masyarakat semakin aktif melakukan jual beli barang dan jasa, sehingga menggerakkan perekonomian.
  • Kebijakan Fiskal
    • Pemerintah mengambil kendali penuh pengelolaan perekonomian. Dengan demikian ekonomi negara dapat kembali kokoh.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama