Berapakah Klasifikasi Sifat Wajib Bagi Allah? Ini Jawabannya

Berapakah klasifikasi sifat wajib bagi Allah? ini jawabannya. Merupakan kewajiban seorang muslim untuk mendalami ilmu tauhid yang akan membuat kecintaan kepada Allah SWT semakin besar.

Klasifikasi Sifat Wajib Bagi Allah

Klasifikasi Sifat Wajib Bagi Allah. Sumber Istimewa.

Sifat wajib Allah SWT adalah sesuatu melekat pada diri Sang Pencipta. Memahami sifat tersebut membuat kita, sebagai hamba, terasa lebih dekat kepada-Nya. Allah SWT yang maha sempurna, sejatinya memiliki sifat-sifat yang tidak terbatas.

Hal tersebut tersirat dalam sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Ahmad.

“Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu gaib di sisi-Mu,” (H.R. Ahmad).

Baca juga: Pengertian Qada dan Qadar, Perbedaan dan Contohnya

Sifat Wajib Bagi Allah SWT

Sifat-sifat Allah SWT secara umum menurut para ulama dibagi menjadi 3 bagian, salah satunya sifat-sifat wajib yang berjumlah 20. 

Di antara bahasan tauhid dan akidah dalam Islam adalah mengimani Allah SWT melalui sifat-sifat-Nya. Berikut ini sifat wajib bagi Allah SWT yang wajib Anda ketahui dan pelajari.

1. Wujud (Ada)

Sifat wajib Allah SWT yang pertama adalah ‘wujud’ yang artinya ‘ada’. Maksudnya, Allah adalah zat yang pasti ada, Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak ada Tuhan selain Allah Ta’ala.

Bukti bahwa Allah SWT itu ada adalah terciptanya alam semesta dan seisinya.

Allah SWT berfirman: “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at 1190. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS As-Sajadah: 4).

2. Qidam (Awal)

Qidam memiliki arti terdahulu. Maksudnya, Allah SWT adalah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Oleh karena itu, tidak ada pendahulu atau yang mengawali selain Allah SWT.

Allah SWT tidak diciptakan karena menjadi zat pertama yang mengawali semua hal.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Alquran: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Hadid: 3).

3. Baqa’ (Kekal)

Sifat wajib Allah yang selanjutnya adalah ‘Baqa’’ yang artinya kekal. Allah itu Maha kekal, tidak akan punah dan binasa atau mati. Tidak ada akhir bagi Allah SWT.

Sebagaimana disampaikan oleh Allah SWT: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS Al-Qasas: 88).

4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan Makhluk Ciptaannya)

Karena Allah SWT adalah yang penciptakan, maka Allah SWT sudah pasti jauh berbeda dengan makhluk-makhluk ciptaanya. Tidak ada satupun yang mampu sebanding denganNya dan mampu menyerupai keagunganNya.

Hal ini dijelaskan dalam Alquran: “Tidak ada satupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengan dan Melihat.” (QS Asy-Syura: 11).

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)

Qiyamuhu Binafsihi menjadi sifat wajib Allah selanjutnya. Memiliki arti ‘berdiri sendiri’, sesungguhnya Allah SWT Ta’ala berdiri sendiri, tidak bergantung oleh siapapun dan tidak membutuhkan bentuan karena Allah SWT adalah sang pencipta.

Alquran menjelaskan: “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS Al-Ankabut: 6).

6. Wahdaniyah (Tunggal)

Maksudnya, Allah-lah satu-satunya tuhan pencipta alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran: 

“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa.” (QS Al-Anbiya: 22).

7. Qudrat (Berkuasa)

Sebagai pencipta, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya. Seperti tertera dalam Alquran: “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 20).

8. Iradat (Berkehendak)

Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Oleh karena itu, kejadian apapun pasti terjadi atas kehendak Allah SWT. Penjelasan dalam Alquran yakni: 

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’, maka terjadilah.” (QS Yasiin: 82).

9. ‘ilmun (Mengetahui)

Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Allah SWT berfirman: 

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf : 16).

Baca juga: Arti Kata Munafik, Ciri-ciri, dan Contohnya

10. Hayat (Hidup)

Allah Maha Hidup, tidak akan pernah binasa ataupun musnah. Dia kekal selamanya.

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS Al-Furqon: 58).

11. Sama’ (Mendengar)

Allah Maha mendengar apa yang diucapkan hambanya, tidak ada yang akan terlewat oleh-Nya. “Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah: 76).

12. Basar (Melihat)

Termasuk dalam sifat wajib Allah, semua yang ada di dunia ini tidak luput dari pengelihatan Allah SWT karena pengelihatan-Nya tidak memiliki batasan. Allah SWT bisa melihat apapun, kapanpun di mana pun lebih dari yang manusia fikirkan. 

“Dan Allah melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hujurat: 18).

13. Qalam (Berfirman)

Melalui firman-Nya, Allah SWT memberikan tugas kepada nabi dan rasulnya untuk menyebarkan Qalam-Nya sebagai pegangan umat manusia. 

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS Al-A’raf: 143).

14. Qadiran (Berkuasa)

Mengenai sifat wajib Allah ini telah dijelaskan dalam Alquran: 

“Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS Al – Baqarah: 20).

15. Muridan (Berkehendak)

Apabila Allah sudah menakdirkan sesuatu, maka tidak ada yang dapat menolak kehendak-Nya. 

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS Hud: 107).

16. Aliman (Mengetahui)

Sebagai sifat wajib Allah, artinya Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa disembunyikan, bahkan hanya sebesar debu pun, baik tindakan baik atau buruk. 

“Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu…” (QS An-Nisa: 176).

17. Hayyan (Hidup)

Allah SWT selalu hidup dan dapat mengawasi hamba-hambaNya karena tidak pernah tidur. 

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS Al-Furqon: 58).

18. Sami’an (Mendengar)

Allah memiliki sifat wajib Sami’an yang berarti mendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada pula yang melampui pendengaranNya. Gemericik angin hingga desiran di dalam hati seseorang pun Allah SWT mengetahuinya.

19. Bashiran (Melihat)

Bashiran juga memiliki arti melihat. Allah selalu melihat dan mengawasi hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, sudah semestinya umat Islam selalu berbuat kebaikan dan merasa diri selalu diperhatikan oleh Allah.

20. Mutakalliman (Berfirman atau Berkata-kata)

Mutakalliman juga berarti berkata-kata. Allah berfirman lewat kitab-kitab suci yang diturunkan dan disampaikan oleh para nabi dan rasul.

Semua yang datang dari Allah SWT adalah benar adanya dan semua manusia harus tunduk pada perintahnya.

Sifat-sifat ini membentuk konsep dasar ketuhanan dalam Islam. Sifat-sifat tersebut menegaskan bahwa Allah adalah Zat yang sempurna, tidak ada kekurangan, dan segala sesuatu yang ada atau terjadi di dunia ini bergantung sepenuhnya pada kehendak dan kekuasaan-Nya. 

Sifat-sifat ini juga menunjukkan bahwa Allah berbeda dengan segala makhluk dan ciptaan-Nya, serta tidak terikat oleh waktu, ruang, atau keterbatasan lainnya.

Baca juga: Nama Malaikat dan Tugasnya dalam Agama Islam

Manfaat mempelajari atau mengetahui klasifikasi sifat wajib bagi Allah bagi umat Islam?

Mempelajari dan mengetahui klasifikasi sifat wajib bagi Allah memiliki banyak manfaat penting bagi umat Islam, baik dalam aspek spiritual, intelektual, maupun moral. 

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memahami sifat-sifat wajib bagi Allah:

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Dengan memahami sifat-sifat wajib bagi Allah, seorang Muslim dapat memperkuat keyakinannya bahwa Allah adalah Zat yang sempurna, Maha Kuasa, dan tak terbatas. 

Ini membantu umat Islam memiliki iman yang lebih kokoh dan menumbuhkan cinta serta ketakwaan kepada Allah.

Mengetahui sifat-sifat Allah membantu menegaskan keyakinan bahwa Allah berbeda dengan makhluk dan tidak ada yang bisa menandingi-Nya. Hal ini menghilangkan keraguan dan kesalahpahaman tentang konsep ketuhanan.

2. Menghindari Penyimpangan Aqidah

Dengan memahami sifat-sifat wajib bagi Allah, umat Islam dapat membedakan antara keyakinan yang benar dan keyakinan yang menyimpang tentang Allah. 

Pemahaman ini membantu mencegah seseorang terjerumus dalam ajaran atau pemikiran yang menyimpang dari Islam.

Tauhid atau keesaan Allah adalah inti dari ajaran Islam. Dengan memahami sifat-sifat wajib bagi Allah, seseorang akan lebih memahami tauhid dan terhindar dari kesyirikan (mempersekutukan Allah).

3. Menumbuhkan Ketaatan dalam Beribadah

Dengan mengetahui bahwa Allah memiliki sifat-sifat seperti Qudrah (Maha Kuasa), Ilmu (Maha Mengetahui), dan Sama' (Maha Mendengar), seorang Muslim akan lebih sadar bahwa Allah selalu mengetahui dan mendengar segala hal yang dilakukan dan diucapkan. 

Hal ini membuat umat Islam lebih khusyuk dan sungguh-sungguh dalam beribadah, karena meyakini bahwa Allah selalu mengawasi.

Memahami sifat-sifat Allah seperti Rahman (Maha Pengasih) dan Rahim (Maha Penyayang) membuat umat Islam lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah dalam kehidupan.

4. Membentuk Akhlak yang Mulia

Meskipun manusia tidak bisa memiliki sifat seperti Allah secara mutlak, umat Islam bisa meneladani sifat-sifat kesempurnaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Misalnya, dengan berusaha bersikap adil, jujur, penyayang, sabar, dan penuh kasih sayang, sebagaimana Allah memiliki sifat Adil, Ilmu, dan Rahmat.

Menyadari bahwa hanya Allah yang sempurna membuat seorang Muslim lebih rendah hati dan mengakui bahwa manusia penuh keterbatasan. Hal ini mendorong untuk tidak sombong dan selalu berserah diri kepada Allah.

5. Menambah Pengetahuan dan Pemahaman Agama

Pengetahuan tentang sifat wajib Allah merupakan bagian penting dari ilmu tauhid yang menjadi dasar akidah seorang Muslim. 

Dengan memahami hal ini, umat Islam akan memiliki dasar agama yang kuat dan kokoh.

Mempelajari sifat-sifat Allah mendorong seseorang untuk mencari ilmu lebih lanjut tentang Islam dan mendalami berbagai aspek agama, seperti tafsir, fiqh, dan akhlak, sehingga tercipta pemahaman yang holistik dan mendalam.

6. Menguatkan Keyakinan akan Keadilan dan Hikmah Allah

Dengan memahami sifat Allah seperti Al-'Adl (Maha Adil) dan Al-Hakim (Maha Bijaksana), umat Islam yakin bahwa setiap perbuatan Allah memiliki hikmah dan keadilan. 

Ini membantu seseorang untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah.

Mengetahui bahwa Allah memiliki sifat Rahman dan Rahim (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) memberi harapan kepada umat Islam bahwa Allah akan selalu memberikan kasih sayang dan ampunan, sehingga mereka tidak mudah putus asa ketika mengalami kesulitan.

7. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab sebagai Khalifah di Bumi

Umat Islam diajarkan untuk menjadi khalifah di muka bumi, yaitu pemimpin yang bertanggung jawab atas alam semesta dan kehidupan ini. 

Dengan mengetahui bahwa Allah Maha Mengetahui (Ilmu), Maha Kuasa (Qudrah), dan Maha Bijaksana (Hakim), seorang Muslim akan lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menjalankan amanah di dunia.

Memahami bahwa Allah mencintai kedamaian, keadilan, dan kasih sayang membuat umat Islam berusaha menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan makhluk lainnya, serta berusaha menciptakan kesejahteraan bersama.

8. Menghindari Ketergantungan pada Hal-hal Selain Allah

Dengan menyadari bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa (Qudrah) dan Maha Mengetahui (Ilmu), umat Islam diajarkan untuk hanya bertawakal (berserah diri) kepada Allah, tidak menggantungkan harapan kepada manusia atau makhluk lain. Ini menjauhkan mereka dari sikap bergantung pada hal-hal selain Allah.

Dengan yakin bahwa Allah adalah sumber dari segala kebaikan dan kekuasaan, umat Islam akan lebih ikhlas dalam beramal dan beribadah hanya untuk mencari ridha Allah, bukan demi pujian atau penghargaan dari manusia.

Mengetahui dan memahami klasifikasi sifat wajib bagi Allah membawa berbagai manfaat penting bagi kehidupan umat Islam. 

Hal ini memperkuat keimanan, memperdalam penghayatan dalam beribadah, mencegah penyimpangan aqidah, membentuk akhlak yang mulia, dan menanamkan sikap tawakal serta ikhlas. 

Semua ini membantu umat Islam untuk lebih dekat dengan Allah dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam, penuh dengan kesadaran akan kehadiran dan pengawasan Allah.

Apakah artikel ini bermanfaat? Silahkan dibagikan.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama