Anak Susah Makan Ini Solusinya, Bunda Jangan Khawatir

Anak susah makan ini solusinya, bunda jangan khawatir. Ketika anak tidak mau makan kerap menjadi tantangan yang harus dihadapi para orangtua.

Anak Susah Makan Ini Solusinya, Bunda Jangan Khawatir 
Anak Susah Makan Ini Solusinya, Bunda Jangan Khawatir. Photo by Shiny Diamond from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-holding-her-face-3373721/

Di masa pertumbuhan seperti ini asupan gizi anak sekolah dari makanan harus dipenuhi dengan baik, guna mendukung perkembangannya.

Anak-anak biasanya akan susah makan atau menjadi picky eater ketika usianya menginjak 1 tahun.

Namun, ada juga anak yang susah makan ketika usianya 2–5 tahun. Menghadapi anak susah makan memang diperlukan kesabaran dan strategi tersendiri. 

Pada saat itu, pertumbuhan anak menjadi sedikit lebih lambat bila dibandingkan dengan masa sebelumnya. 

Penyebab Anak Susah Makan

Fase susah atau menolak makan merupakan fase normal yang akan dilalui setiap anak sekaligus Anda sebagai orangtua, tak terkecuali di masa perkembangan anak 6-9 tahun.

Alasan utama anak tidak mau makan sama sekali biasanya karena memiliki ketakutan tersendiri mengenai makanan tersebut.

Ketakutan tersebut bisa karena aroma, bentuk, tampilan, tekstur, atau rasa makanan yang masih baru baginya.

Kondisi ini biasanya dialami oleh anak yang baru saja hendak mencoba makan jenis makanan baru atau pernah mencobanya tapi tidak suka. 

Kekhawatiran tersebutlah yang kemudian membuat anak pilih-pilih makan. Begini penyebab anak susah makan.

Baca juga: 11 Bahaya Gadget untuk Anak, Munculnya Masalah Mental hingga Agresif

1. Tumbuh Kembang yang Normal

Pada usia tertentu, terutama saat anak beranjak balita, laju pertumbuhan mereka melambat dibandingkan masa bayi. 

Hal ini menyebabkan kebutuhan energi mereka berkurang, sehingga mereka makan lebih sedikit. Ini adalah hal yang normal dan biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

2. Rasa Bosan atau Selera Makanan

Anak-anak bisa bosan dengan makanan yang sering disajikan. Jika makanan yang ditawarkan monoton atau kurang menarik secara visual, anak mungkin kehilangan minat untuk makan. 

Selain itu, anak juga memiliki preferensi rasa yang kuat dan bisa jadi mereka tidak menyukai tekstur atau rasa makanan tertentu.

3. Gangguan Emosional

Kondisi emosional anak bisa mempengaruhi nafsu makan mereka. Stres, kecemasan, atau perubahan besar dalam kehidupan (seperti pindah rumah, kelahiran adik baru, atau masalah di sekolah) dapat membuat anak kehilangan minat terhadap makanan.

4. Pengaruh Lingkungan

Suasana makan yang terlalu tegang atau penuh tekanan dapat membuat anak tidak nyaman untuk makan. Jika anak merasa dipaksa atau diburu-buru saat makan, ini bisa menyebabkan mereka menolak makan sebagai bentuk perlawanan.

5. Ngemil Terlalu Banyak

Anak yang sering ngemil di antara waktu makan, terutama makanan yang tinggi gula dan lemak, mungkin merasa kenyang ketika waktu makan tiba. Ini bisa mengurangi nafsu makan mereka untuk makanan utama yang lebih bergizi.

6. Kondisi Kesehatan

Anak yang sedang sakit, seperti demam, flu, infeksi tenggorokan, atau masalah pencernaan, cenderung kehilangan nafsu makan. 

Kondisi kesehatan seperti anemia, alergi makanan, atau intoleransi terhadap makanan tertentu juga bisa memengaruhi selera makan anak.

Masalah gigi, seperti gigi tumbuh atau gigi berlubang, juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan saat makan.

7. Gangguan Pencernaan

Masalah pencernaan seperti sembelit atau asam lambung bisa membuat anak merasa tidak nyaman saat makan.

Jika anak merasa sakit atau tidak nyaman setelah makan, mereka mungkin mulai menghindari makan.

8. Kelelahan

Anak-anak yang terlalu lelah karena aktivitas yang padat bisa kehilangan nafsu makan.

Kelelahan fisik bisa membuat mereka lebih tertarik untuk tidur daripada makan, terutama pada waktu makan malam.

9. Kebiasaan dan Pola Makan yang Kurang Teratur

Pola makan yang tidak teratur atau makan sambil melakukan aktivitas lain seperti menonton televisi atau bermain gadget bisa mengalihkan perhatian anak dari makanan dan membuat mereka tidak fokus saat makan.

Baca juga: Bunda Wajib Tahu! Ciri-ciri Pubertas pada Anak Perempuan

10. Perbedaan Tahap Perkembangan

Setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin mengalami fase picky eater, di mana mereka hanya mau makan makanan tertentu dan menolak makanan lainnya. 

Ini bisa menjadi fase yang normal dan biasanya akan berlalu seiring waktu.

11. Masalah Psikologis

Dalam kasus yang lebih serius, anak yang mengalami gangguan makan (seperti anoreksia atau bulimia pada remaja) bisa menunjukkan tanda-tanda kehilangan nafsu makan.

Meski jarang terjadi pada anak-anak yang lebih muda, penting untuk mengamati apakah anak menunjukkan gejala gangguan makan yang memerlukan intervensi medis.

12. Terlalu Banyak Minum Susu atau Cairan

Minum susu atau jus secara berlebihan bisa membuat anak merasa kenyang, yang pada gilirannya mengurangi minat mereka terhadap makanan padat.

Cairan ini mungkin mengenyangkan, tetapi tidak memberikan gizi yang cukup untuk kebutuhan pertumbuhan anak.

13. Pengaruh Orang Tua

Anak-anak sering meniru kebiasaan orang tua atau orang lain di sekitarnya. Jika orang tua menunjukkan perilaku negatif terhadap makanan atau makan di depan anak, ini bisa mempengaruhi cara anak memandang makanan.

Terlalu membatasi makanan tertentu atau memaksa anak untuk makan juga dapat menciptakan hubungan negatif antara anak dan makanan.

14. Masalah Sensorik

Beberapa anak, terutama yang memiliki gangguan perkembangan seperti autisme, mungkin memiliki kepekaan sensorik terhadap tekstur, bau, atau rasa makanan tertentu. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan tekstur makanan yang tidak biasa, sehingga menolak makan.

15. Kebutuhan Autonomi

Pada tahap perkembangan tertentu, anak-anak mulai menunjukkan keinginan untuk independen dan mengontrol berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk makanan. Mereka mungkin menolak makan sebagai cara untuk menunjukkan kontrol dan kemandirian.

Solusi Anak yang Susah Makan

Menghadapi anak yang susah makan bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa solusi yang dapat dicoba oleh bunda untuk membantu mengatasi masalah ini. Berikut beberapa tips dan strategi yang bisa diterapkan:

1. Membuat Waktu Makan Menyenangkan

Buat suasana makan menjadi momen yang menyenangkan dan bukan sesuatu yang dipaksakan.

Menghindari suasana tegang dapat membantu anak merasa nyaman dan tidak tertekan saat makan.

Gunakan peralatan makan berwarna atau berbentuk menarik untuk membuat anak lebih tertarik pada makanan.

2. Berikan Porsi Kecil

Anak mungkin merasa terintimidasi dengan porsi besar. Mulailah dengan memberikan porsi kecil, dan tambahkan jika anak ingin lebih.

Hal ini juga membantu mengurangi sisa makanan yang membuat anak merasa harus "menghabiskan" piringnya.

3. Jadikan Anak Bagian dari Proses Memasak

Libatkan anak dalam memilih menu, membantu mempersiapkan bahan makanan, atau menata makanan di piring. 

Ketika anak terlibat, mereka biasanya lebih tertarik untuk mencoba makanan yang mereka bantu siapkan.

4. Coba Variasi dan Bentuk Kreatif

Variasikan jenis makanan dan penyajiannya. Misalnya, sayuran bisa dipotong dengan bentuk yang menarik, atau makanan disusun dengan kreatif menjadi "wajah" di piring. Ini dapat menarik perhatian anak dan membuat mereka lebih penasaran untuk mencoba.

Baca juga: Pengertian Stunting: Penyebab, Ciri, dan Cara Pencegahan

5. Jadwal Makan yang Teratur

Cobalah untuk menetapkan waktu makan yang teratur sehingga anak bisa membentuk kebiasaan makan pada waktu-waktu tertentu. 

Pastikan anak tidak terlalu banyak ngemil di luar waktu makan utama, sehingga mereka lebih lapar saat waktu makan tiba.

6. Beri Contoh yang Baik

Anak-anak sering kali meniru kebiasaan orang tua. Makanlah dengan baik dan nikmati makanan yang sehat di depan anak. 

Jika mereka melihat Anda makan sayur dengan antusias, mereka mungkin akan tertarik untuk mencobanya juga.

7. Jangan Dipaksa, Tapi Tetap Konsisten

Memaksa anak untuk makan dapat menciptakan stres dan membuat anak semakin menolak makanan.

Sebaliknya, tawarkan makanan dengan sabar dan konsisten tanpa memaksa. Terus perkenalkan berbagai jenis makanan secara perlahan.

Tawarkan makanan baru secara bertahap, dan jangan berkecil hati jika anak tidak langsung menyukainya.

8. Kreatif dengan Makanan Sehat

Menyembunyikan makanan sehat dalam hidangan favorit anak bisa menjadi strategi yang efektif.

Misalnya, tambahkan sayuran yang dihaluskan dalam saus pasta atau smoothies yang kaya gizi.

9. Kurangi Distraksi

Pastikan waktu makan bebas dari distraksi seperti televisi atau gadget. Ini membantu anak fokus pada makanannya dan lebih menikmati proses makan.

10. Berikan Pujian, Bukan Hadiah

Berikan pujian ketika anak mencoba makanan baru atau menghabiskan makanannya, tapi hindari memberi hadiah berupa makanan manis atau permen sebagai imbalan. Ini bisa menciptakan kebiasaan yang tidak sehat terkait makanan.

11. Cek Kesehatan dan Konsultasi dengan Dokter

Jika anak sangat susah makan dan menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi atau tidak tumbuh dengan baik, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. 

Bisa jadi ada masalah kesehatan yang mempengaruhi nafsu makan anak.

12. Ciptakan Rutinitas Makan Keluarga

Makan bersama keluarga bisa menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Anak akan merasa lebih termotivasi untuk makan ketika melihat semua anggota keluarga menikmati makanan bersama.

13. Tawarkan Pilihan Sehat

Alih-alih memaksa anak makan makanan tertentu, tawarkan beberapa pilihan makanan sehat. Ini memberi anak kendali atas apa yang mereka makan, tetapi tetap dalam batasan pilihan yang sehat.

14. Sabarlah dan Jangan Panik

Kebiasaan makan anak dapat berubah seiring waktu. Beberapa hari anak mungkin makan dengan baik, sementara di hari lain mereka mungkin makan sangat sedikit. 

Ini normal, dan penting untuk tidak panik jika anak melewatkan satu atau dua kali makan.

Dengan menerapkan beberapa strategi ini secara konsisten, orang tua, terutama ibu, bisa membantu anak mengembangkan pola makan yang lebih baik dan sehat. 

Yang terpenting adalah menciptakan suasana positif di sekitar makanan dan menunjukkan contoh yang baik.

Apakah artikel ini bermanfaat? Silahkan dibagikan.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama