Proses Terjadinya Hujan Hingga Kemana Perginya Air Hujan

Proses terjadinya hujan: evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Fenomena hujan merupakan bagian dari siklus air.

Proses Terjadinya Hujan 
Proses Terjadinya Hujan Hingga Kemana Perginya Air Hujan. Foto by CNYhomepage.com

Begini proses terjadinya hujan hingga kemana perginya air hujan. Ketika air tersebut jatuh ke bumi, saat itulah disebut sebagai hujan. Namun, tidak semua air yang jatuh tersebut dapat mencapai permukaan bumi.

Beberapa di antaranya akan menguap sebelum jatuh pada permukaan bumi. Kondisi ini sering terjadi pada daerah yang panas dan kering seperti padang gurun.

Hujan adalah sumber air bersih utama pada sebagian besar wilayah di dunia. Air yang dihasilkan oleh hujan akan membantu berbagai ekosistem, termasuk membantu irigasi bahkan pembangkit listrik tenaga air.

Kehidupan manusia sangat tergantung dengan keberadaan air. Salah satu sumber air adalah hujan. Hujan menjadi sumber air yang penting jika sumber air bersih lainnya seperti sungai, danau, atau sumur tidak bisa diakses.

Baca juga: Penyebab Gempa Bumi dan Kenapa Harus Terjadi

Apa Saja Bentuk Hujan?

Bentuk-bentuk hujan dapat tergantung pada proses terjadinya hujan itu sendiri. Berdasarkan jenis dan ukuran partikelnya, hujan dibedakan menjadi lima bentuk. Inilah bentuk hujan yang perlu Anda ketahui.

Hujan Deras

Hujan deras adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan butiran berukuran diameter >7,0 mm. Tetes-tetes pada hujan deras umumnya dihasilkan dari awan-awan yang tebalnya beberapa kilometer.

Dan jatuhan hujan tertinggi (lebat) dihasilkan dari awan-awan jenis Cumulus yang tingginya bisa mencapai 10 kilometer atau lebih dengan arus udara naik yang kuat di dalamnya.

Hujan Salju

Hujan Salju adalah hujan yang menjatuhkan kristal-kristal es dengan suhu di bawah 0 Celcius. Sebagian besar dari kristal es ini bercabang yang kadang-kadang berbentuk seperti bintang.

Kristal-kristal es ini disebut keping salju. Kristal-kristal es juga bisa berbentuk seperti jarum, butiran atau lempengan dan disebut sebagai prisma-prisma es.

Hujan Es

Hujan es atau biasa disebut juga hujan batu merupakan hujan berupa butiran es. Hujan es sendiri terjadi karena arus udara yang sangat banyak mengandung uap air yang akan bergerak secara vertikal lalu akan mencapai ketinggian udara yang tinggi.

Hujan es biasanya diikuti oleh hujan yang sangat lebat dan terjadi pada siang hari.

Hujan Gerimis

Hujan gerimis atau juga dapat disebut rintik-rintik hujan adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan butiran berukuran diameter < 0,5 mm. Hujan rintik-rintik merupakan hujan yang hanya menurunkan rintik-rintik air dari langit yang tidak terlalu deras.

Hujan rintik-rintik ini biasanya hanya terjadi pada awan yang memiliki lapisan rendah dan dekat dengan permukaan bumi.

Hujan Asam

Hujan asam adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan tingkat keasaman tinggi. biasanya air hujan ini mengandung senyawa NO3 atau H2S.

Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang berasal dari asap atau pemanasan global yang menyebabkan tumbulnya endapan asam yang sangat tinggi. Karena tingkat keasamannya, hujan ini dapat merusak lingkungan.

Baca juga: Ketahui Derajat Letak Astronomis Indonesia dan Batas Wilayah

Proses Terjadinya Hujan

Air hujan sangat bermanfaat untuk pengairan lahan pertanian, industri, hingga pembangkit listrik. Air hujan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Air hujan tidak sesederhana air yang turun dari langit.

Proses terjadinya hujan tidak terlepas dari proses siklus air. Tahapan terjadinya hujan secara umum terbagi menjadi tiga tahap: evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Dikutip dari laman id.berita.yahoo.com beginilah proses terjadinya hujan.

Penguapan (Evaporasi)

Proses terjadinya hujan yang pertama adalah penguapan atau evaporasi. Energi panas yang dimiliki oleh matahari membuat air yang berada di laut, sungai,danau, dan sumber air dipermukaan bumi lainnya mengalami proses evaporasi atau yang biasa dikenal dengan penguapan.

Evaporasi merupakan proses perubahan air yang berwujud cair menjadi gas sehingga air berubah menjadi uap-uap air dan memungkinkanya untuk naik ke atmosfer bumi.

Semakin tinggi panas matahari jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.

Pengembunan (Kondensasi)

Uap-uap air yang naik pada ketinggian tertentu akan mengalami proses pengembunan atau kondensasi. Proses kondensasi terjadi dimana uap air tersebut berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil.

Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan.

Semakin banyak partikel yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam. Proses bergabungnya es atau tetes-tetes air menjadi awan ini disebut dengan koalensi.

Pada proses terjadinya hujan ini, es atau tetes air memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi.

Pengendapan (Presipitasi)

Presipitasi merupakan proses terjadinya hujan yang terakhir. Proses prespitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.

Awan-awan yang terbentuk kemudian tertiup oleh angin dan mengalami perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya. Proses ini disebut adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu garis horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara.

Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Awan-awan yang terbawa angin ini akan semakin besar ukurannya karena terus menyatu dengan awan lainnya.

Butir-butir es yang ada pada awan akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi hingga akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Ketika jatuh butiran-butiran es ini akan melalui lapisan udara yang lebih hangat di dalamnya sehingga mengubah butiran es tersebut menjadi butiran air.

Hangatnya lapisan udara membuat butiran air tersebut sebagian menguap kembali keatas dan sebagian lainnya terus turun kepermukaan bumi. Butiran air yang turun ke bumi inilah disebut sebagai hujan.

Jika suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar minus 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis.

Siklus Hidrologi 
Siklus Hidrologi. Foto by WorldAtlas

Baca juga: Mengenal Lapisan Atmosfer dan Urutan-urutannya

Kemana Perginya Air Hujan

Setelah hujan turun, air hujan mengalami beberapa proses alami yang menentukan ke mana air tersebut pergi. Berikut adalah penjelasan mengenai perjalanan air hujan:

1. Infiltrasi ke dalam tanah

Sebagian besar air hujan akan menyerap ke dalam tanah melalui proses yang disebut infiltrasi. Air ini meresap melalui pori-pori tanah dan masuk ke lapisan bawah tanah. Proses ini memungkinkan air untuk:

  • Mengisi air tanah (groundwater): Air yang terserap akan disimpan di lapisan bawah tanah dan menjadi bagian dari air tanah yang dapat digunakan untuk sumur atau mata air.
  • Menutrisi tanaman: Tanaman menyerap air dari tanah melalui akarnya, yang penting untuk pertumbuhan.

2. Aliran permukaan (surface runoff)

Jika tanah sudah jenuh atau memiliki daya serap yang rendah, air hujan akan mengalir di permukaan tanah, yang disebut sebagai aliran permukaan. Air ini mengalir menuju:

  • Sungai dan saluran air: Air hujan yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di sungai, selokan, atau aliran air alami lainnya.
  • Danau, waduk, atau laut: Dari sungai, air hujan bisa mengalir lebih jauh ke danau, waduk, atau langsung menuju laut.

3. Evaporasi

Sebagian dari air hujan yang tertinggal di permukaan tanah, di genangan air, sungai, danau, atau laut akan menguap kembali ke atmosfer dalam bentuk uap air melalui proses evaporasi. Ini adalah bagian dari siklus air yang berkelanjutan, di mana air yang menguap akan membentuk awan dan pada akhirnya kembali lagi sebagai hujan.

4. Transpirasi

Selain evaporasi dari permukaan air, air yang diserap oleh tanaman juga mengalami transpirasi, yaitu proses di mana air dilepaskan ke atmosfer melalui daun tanaman. Proses ini juga membantu mendaur ulang air ke atmosfer sebagai uap air.

5. Perkolasi

Sebagian dari air yang meresap ke tanah akan bergerak lebih jauh ke bawah, melalui proses yang disebut perkolasi, menuju lapisan batuan yang lebih dalam. Air ini bisa menjadi bagian dari akuifer, yang merupakan reservoir air bawah tanah besar yang bisa bertahan selama bertahun-tahun.

Siklus Hidrologi

Semua proses ini merupakan bagian dari siklus hidrologi (siklus air) yang terus berputar. Air yang jatuh sebagai hujan akan bergerak melalui tanah, sungai, dan lautan, kemudian kembali ke atmosfer melalui penguapan dan transpirasi, lalu membentuk awan dan turun kembali sebagai hujan.

Dengan begitu, air hujan tidak pernah benar-benar "hilang", melainkan terus berputar dalam siklus yang kompleks di bumi ini.

Tommy Gandes

I am an experienced SEO Consultant. Digital Marketer. Professional Blogger & addicted Web Developer. Creator. Korean drama fans. Introvert. Fixers. Travel ninja. Thinker.

Lebih baru Lebih lama