Begini doa menjawab adzan dan iqomah, ini tata caranya. Adzan merupakan seruan panggilan ibadah umat muslim, dan pertanda telah masuknya waktu sholat fardu yang lima waktu.
Saat mendengar adzan, maka disunnahkan untuk menjawabnya seperti yang diucapkan muadzin, kecuali pada kalimat “Hayya alash shalah”, “Hayya alal falah”, dan “Ashsalatu khairum minan-naum” (pada adzan subuh).
Hal itupun tercantum berdasarkan hadis shahih sebagai berikut
إِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ، فَقُولُوا كَما يقُولُ المُؤذِّنُ
Artinya: “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin”, (H.R. Bukhari no. 611 dan Muslim no. 318)
Kumandang adzan merupakan pertanda waktu masuknya sholat fardhu. Sekaligus panggilan untuk mengajak umat muslim menunaikan sholat berjamaah.
Tak sedikit pahala yang dijanjikan terkait adab kala mendengar panggilan Allah SWT melalui adzan ini. Bahkan jumhur ulama berpendapat bahwa menjawab adzan hukumnya sunnah.
Baca juga: Jelaskan Perbedaan antara Hadas dan Najis? Ini Jawabannya
Bacaan Saat Mendengar Adzan
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya, Risâlatul Mu’âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994). Ia menjelaskan dari kutipan hadis Nabi SAW yang disebutkan sebelumnya.
Kitab yang berisi petunjuk tentang bacaan yang diucapkan pada saat dan setelah adzan dikumandangkan oleh muadzin, sebagai berikut:
وإذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل: “لا حول ولا قوة
إلا بالله” وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى
الله عليه وسلم
Artinya: “Dan apabila Anda mendengar suara adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kecuali ketika ia mengucapkan: حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Sebagai jawabannya, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah).
Demikian pula ketika mendengar seruannya: اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum.” (Shalat lebih baik dari pada tidur) pada adzan Shubuh, ucapkanlah: صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta.” (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan). Selesai itu, bacalah shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Kesimpulannya, dikutip dari laman merdeka.com bacaan ketika mendengar adzan bisa diuraikan seperti:
Pertama
Tirukanlah persis bacaan yang dilantunkan muadzin segera setelah selesai, Allâhu akbar…Allâhu akbar’, lalu muadzin mengucapkan, ‘Asyhadu allâ ilâha illallâh’. Masing-masing diucapkan dua kali.
Kedua
Saat muadzin selesai mengumandangkan: حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ, segera ucapkan: “لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ” “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah).
Ketiga
Ketika adzan shubuh. Muadzin menambahkan dua bacaan “Ash-shalatu khairun minan naum.” (Shalat lebih baik dari pada tidur). Ucapkanlah صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta.” (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan)”.
Keempat
kembali menirukan persis bacaan yang diucapkan muadzin segera setelah selesai dari اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ dan لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ sebagai penutup adzan.
Kelima
Usai adzan dikumandangkan, bacalah shalawat untuk Rasul SAW, yang berbunyi: اللهم صل على سيدنا محمد “Allahumma shalli ‘ala sayyidana Muhammad.” (Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Muhammad).
Baca juga: Doa Masuk dan Keluar Masjid Beserta Terjemahnya, Lengkap
Bacaan Doa Setelah Mendengar Adzan
Setelah rangkaian bacaan mendengar adzan, selanjutnya membaca doa. Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad menjelaskan dalam kitabnya, doa yang dibaca sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Allâhumma Rabba hâdzihid-da’wati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mî’âd
Artinya: “Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkaujanjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang.”
Tertuang dalam kitab Jami’ul Ahadits, juz IV yang menyebutkan bahwa ada doa khusus setelah mendengar adzan di waktu maghrib, yaitu:
اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ
Allahumma hadza iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âika faghfir lii
Artinya: “Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku”
Adapun bacaan doa khusus setelah adzan shubuh. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Muin, seperti berikut:
اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي
Allahumma hadza iqbâlu nahârika wa idbâru lailika wa ashwâtu du’âika faghfir lî
Artinya: “Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku”.
Doa diantara Adzan dan Iqamah
Bahkan terdapat bacaan doa yang dapat dipanjatkan umat Islam di sela waktu antara adzan dan iqomah. Apalagi mengingat bahwa waktu ini, diyakini sebagai waktu yang mustajab dan baik. Berikut doanya:
اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِيْ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ
Allahumma innî as-alukal-‘âfiyah fid-dunya wal-âkhirah
Artinya: “Ya Allah, aku mohon pada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat”
Kemudian bisa disambung dengan membaca ayat kursi:
اللهُ لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِيْ السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allâhu lâ Ilâha illa Huwal hayyul qayyumu. Lâ ta’khudzuhû sinatuw wa lâ naûm. laHû mâ fissamâwâti wa mâ fil ardhi. man dzal ladzii yasfa’u ‘indahû illâ bi idznihi. ya’lamu mâ baina aidiihim wa mâ khalfahum. wa lâ yuhithûna bi syai-in min ‘ilmihii illâ bi mâsyâ-a. wasi’a kursiyyuhussamâwâti wal ardha. wa lâ ya-udhû hifzhuhumâ wahuwal ‘aliyyul azhiim.
Artinya: “Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya, tidak mengantuk dan tidak tidur Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang meraka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Bacaan Doa Setelah Iqomah
Selain itu, ada pula doa yang dapat dipanjatkan setelah mendengar iqomah, jika masih ada waktu atau tidak terburu-buru.
اللّٰهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآتِهِ سُؤْلَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Allahumma Rabba hadzihi ad-da’wati at-tâmmati, wa ash-shalâti al-qâimati, shalli ‘ala sayyidina muhammadin wa âtihi su’lahu yaumal qiyâmah
Artinya: “Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, rahmatilah Nabi Muhammad dan berikan padanya permintaannya di hari kiamat.”
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Tentang Iqomah dan Adzan
Pengumandang adzan dan iqamah sendiri disebut dengan seorang muadzin.
Iqomah adalah seruan yang dikumandangkan setelah Adzan sebagai pertanda untuk segera berdiri melaksanakan sholat.
Orang yang mendengarkan adzan disebut mustami yang artinya orang yang mendengarkan.
Bilal bin Rabah al-Habasyi, mantan budak Umayyah bin Khalaf yang kemudian dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar setelah mengalami penyiksaan karena kepercayaan yang ia anut. Orang yang pertama kali mengumandangkan adzan di atas ka’bah ialah Bilal bin Rabah. Nama julukan beliau diantaranya adalah as-Shadiqu al-Iman, al-Badzil nafsahu duna dinihi, dan Mu`adzinu Rasulillah.
cara menjawab azan cukup mudah. Umat Islam cukup melafalkan jawaban yang sama seperti dengan kalimat bacaan azan. Kecuali pada bacaan azan yang berbunyi; “Hayya ‘alash shalaah” dan “Hayya ‘alal falah”. Untuk menjawab bagian itu, cara menjawabnya adalah dengan lafal: ‘Laa haula walaa quwwata illa billahi’.
Berbeda lagi ketika kita ingin menjawab adzan subuh. Pada adzan Subuh, muadzin akan mengucapkan lafal ‘As shalaatu khairum minan naumi’. Artinya: “Salat lebih baik dari para tidur.” Maka, orang yang mendengarnya dapat menjawab dengan bacaan: ‘Shadaqta wabararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy syaahidiina’.
Hukumnya wajib, Ada perintah dari Nabi Muhammad SAW kepada kita bagi yang mendengarkan adzan untuk menjawab adzan sesuai dengan apa yang diucapkan oleh muadzin.
Mualim menerangkan, seseorang yang berhadats besar maupun kecil, wanita yang sedang haid dan nifas diperbolehkan menjawab adzan dengan sempurna. Kebolehan tersebut karena menjawab adzan merupakan dzikir.